Pasti sudah basbang ya klo aku nulis ttg banjirnya jakarta pagi ini. hehehe.. coz di media apapun sudah dimuat.
Tapi karena ini adalah force majure versi jakarta, dan saya termasuk penghuni nomaden jkt ga salah duonk kalo saya cerita-cerita dikit disini.
Banjir di jkt sih bukan hal yg aneh lagi. Tiap tahun juga pasti banjir. Musim hujan identik dengan banjir, jadi bisa dibilang, jika hujan sudah turun berjam-jam dengan lebatnya banjir adalah suatu keniscayaan.
Dan banjir yang menyelimuti jkt sejak kamis kemaren menurut BMG sih belum terlalu parah. Karena menurut prakirawan, banjir akan mencapai klimaksnya *bahasane rekk* pada bulan Februari nanti. Ya, kita berdoa aja, smoga perkiraan BMG itu meleset.
Kasian tauk!
Saya ga bisa bayangkan bijimana derita masyarakat jkt yang kebanjiran. Di ciledug, kampung, melayu, tanjung priuk, sunter, benhil, gatsu..dan dimana aja yg kena banjir. Pasti keadaan mereka sudah parah banget. Barang-barang di rumah bukan hanya terendam, bisa-bisa sudah mengambang. Belum lagi suplai makanan dari tim sar yang suka ngaret.. awawawawa... kasiaannn, ga tega saya ngeliatnya di tipi.
Ada juga teman saya yang terjebak di dalam gedung kantor dari hari kamis sampai hari sabtu kemaren karena jalan di depan gedung sudah mirip sungai. Padahal kosnya dia ga lumayan deket sih dari jalan raya itu. Ya ampyun....
Ada juga yang terjebak di fly over jalan tol bermalam-malam. Yah gimana, mo turun juga jalan di bawah banjir..
Yah,,, so many stories..
Untung nyaaa,,, kos an saya dan calon kosan baru saya aman dari banjir. Meski begitu, 2 hari saya ijin ga masuk kantor karena jalur transportasi kuningan - ragunan lumpuh. Kemaren pagi saya coba berangkat ke kantor dengan semangat empat lima enam tujuh delapan. Dan ternyata begitu sampai warung buncit banjir setinggi pinggang orang dewasa. Ahirnya saya balik lagi, menghabiskan hari dengan makan, tidur, liat tipi memantau banjir. Yeah,, it's very long weekend!
Banjir yang sudah menjadi rutinitas jakarta setiap tahunnya selalu membuat saya menoleh ke Pak Gubernur tercinta Sutiyoso. Mana hasil pembangunan yang katanya menjadikan jakata sebagai kota super metropolitan, klo ada hujan beberapa jam gini aja jkt udah kelelep?? Pasti negara tetangga ngetawain kita. Ibukota negara kok bisa banjir??
I dare say, banjir tahunan ini bukan kesalahan satu - dua orang saja. Tapi seluruh masyarakat jkt punya andil. Pemerintah asal memberikan tender pembangunan tanpa melihat detail drainase & tata letak kota. Developer juga saking maruknya juga ga care sama sistem pengairan pada gedung yang dia bangun, sedangkan masyarakat juga masih ga sadar juga tentang kebersihan. Bisa kita nilai sendiri lah..
Jangan dikira jkt adalah kota yang keren, banyak bangunan mewah, banyak taman, dan imajinasi lain. Coba intiplah ke belakang gedung-gedung mewah tersebut, pasti banyak pemukiman kumuh, orang-orangnya juga kalo boleh saya bilang mirip orang kampung yang tinggalnya di kota. Lebih kasar lagi klo boleh saya bilang adalah ga berpendidikan..
well, bukan saatnya saling menyalahkan,.
ingat kata Aa',
mulai dari kita sendiri,
mulai dari hal kecil
dan mulai dari sekarang juga
Labels: freewriting, happening, imho